Sepanjang sejarah kehidupan umat manusia di muka bumi tidak terlepas dari berbagai macam konflik pertikaian. Pertikaian demi pertikaian di antara umat manusia terjadi karena disebabkan oleh banyak faktor kepentingan, kepentingan demi kepentingan tersebut membuat manusia menjadi satu-satunya makhluk di muka bumi ini yang hidup paling tidak harmonis.
Alam semesta beserta isinya telah diciptakan oleh Tuhan dengan sedemikian harmonisnya. Miliaran bintang dan planet bergerak teratur sesuai dengan jalurnya. Tumbuhan tahu kapan harus merontokkan daunnya untuk menyesuaikan musim, dan hewan buas tidak memangsa buruannya melebihi yang dia perlukan. Hal-hal tersebut memperlihatkan bahwa betapa Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan kehidupan ini dengan keteraturan.
Manusia adalah makhluk terakhir yang diciptakan oleh Tuhan. Sebagai makhluk terakhir yang diciptakan, manusia dikaruniai oleh Tuhan dengan begitu sangat istimewa. Ironisnya, meskipun dengan segala karunia yang telah Tuhan berikan tidak serta merta membuat manusia memahami arti tujuan penciptannya. Tuhan mengharapkan manusia dengan segala keunggulannya dapat menjadi penguasa bumi ini, sebagai penjaga dan pelestari apa yang telah Dia ciptakan. Segala hal telah diletakkan di hadapan kaki manusia agar supaya manusia selalu ingat bahwa Tuhan sangat mengasihinya dan diharapkan manusia dapat secara arif serta bijaksana memperlakukannya.
Secuil kisah di atas hendaknya boleh kita renungkan dalam kehidupan sehari-hari agar kita dapat menjadi manusia yang lebih baik. Sebagai manusia modern kita tidak dapat hidup secara individual, kita diwajibkan hidup dalam komunitas masyarakat dan berinteraksi satu sama lain secara rukun dan damai. Jika seluruh alam semesta saja mampu hidup secara harmonis seharusnya manusia juga bisa melakukannya. Namun kenyataannya tidak berkata demikian, manusia cenderung memiliki pola pikirnya sendiri, manusia kerapkali bersitegang satu sama lain dengan berbagai macam latar belakang permasalahan, justru dengan keunggulan yang dimilikinyalah manusia kesulitan untuk menerapkan hidup rukun berdampingan secara harmonis.
Begitu sulitkah bagi manusia untuk bisa mengasihi sesamanya? Sesungguhnya tidak! Pertikaian di antara manusia terjadi karena manusia belum menyadari bahwa musuh sesungguhnya bukan siapa yang ada di hadapannya tetapi musuh sesungguhnya adalah dirinya sendiri. Manusia dengan akal budi serta pikirannya telah sejak lama berusaha menggali kesadaran mereka, memahami tujuan dari penciptaan dirinya. Sebagai makhluk sosial manusia sangat tergantung terhadap satu sama lain, manusia tidak akan bisa bertahan hidup di bumi ini jika mereka hidup secara individual. Seiring proses berjalannya waktu yang membantu manusia menyadari bahwa pertikaian yang terjadi di antara mereka tidak dapat mendatangkan kebahagiaan dan sukacita melainkan mendatangkan dukacita serta kepedihan.
Kerendahan hati, toleransi serta kesabaran dalam hidup bermasyarakat mutlak diperlukan. Tidak semua orang yang dilahirkan memiliki karakter yang sama, jika sikap kerendahan hati, tolerensi dan kesabaran tidak kita bina sangatlah sulit untuk menciptakan kerukunan hidup dalam bermasyarakat.
Kerukunan dalam kehidupan dapat mencakup 3 hal, yaitu:
Kerukunan dalam rumah tangga, kerukunan dalam beragama, kerukunan dalam mayarakat, dan kerukunan dalam berbudaya.
Indonesia yang sangat luas ini terdiri dari berbagai macam suku, ras, dan agama serta sangat rawan akan terjadinya konflik pertikaian jika seandainya saja setiap pribadi tidak mau saling bertoleransi. Oleh karena itu marilah dimulai setiap dari kita bersedia berkomitmen untuk mau mengusahakan kehidupan bermasyarakat yang rukun dan damai. Ciptakanlah tri kerukunan umat beragama, yang mencakup: Kerukunan internal umat beragama, kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan antara umat beragama dengan pemerintah. Jika kerukunan di antara umat beragama dapat terjalin dengan baik tidak hanya masyarakat yang harmonis tapi negara juga akan aman.
Kerukunan dapat dimulai di dalam keluarga kita masing-masing
Ciptakanlah tolerensi di antara sesama anggota keluarga karena jika di dalam setiap keluarga tolerensi dapat terjalin dengan baik, imbasnya dapat dirasakan dalam kehidupan masyarakat.
Mengupayakan kerukunan dalam bermasyarakat adalah tanggung jawab setiap orang
Nilai-nilai serta norma-norma beretika dalam bermasyarakat perlu ditanamkan sejak seseorang masih kecil. Saling menghormati, menghindari menggunakan perkataan kasar yang dapat menyinggung perasaan orang lain adalah salah satu cara yang dapat kita lakukan agar kita bisa bermasyarakat dengan baik.
Kerukunan dalam berbudaya
Leluhur bangsa Indonesia adalah orang-orang yang arif serta bijaksana. Budaya serta tradisi dibuat agar kehidupan dalam masayarakt semakin lengkap. Karena sifat kemajemukan budaya bangsa Indonesia yang beraneka ragam, maka kerukunan dalam berbudaya juga perlu diperhatikan. Lain ladang lain belalang, lain daerah lain pula budayanya. Oleh karena itu jika kita bepergian ke suatu tempat yang memiliki budaya yang sangat berbeda dengan budaya dari mana kita berasal, maka sudah kewajiban kita dengan senang hati untuk menghormati serta mengikuti budaya setempat tersebut.
Indonesia adalah negara yang memiliki keunikan tersendiri di dalam membangun, memelihara, membina, mempertahankan, serta memberdayakan kerukunan bermasyarakat. Upaya-upaya yang berkaitan dengan kegiatan kerukunan masyarakat tersebut merupakan sebuah proses tahap demi tahap yang harus dilalui secara terus menerus agar perwujudan kerukuanan bermasyarakat benar-benar dapat tercapai. Di samping itu, kerukunan juga merupakan upaya terus-menerus tanpa henti dan hasilnya tidak diperoleh secara instan.
0 Komentar